Memberi Tanpa Pamrih
Matius 7:9-10 TB
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.
"Apa kabar daun hijau!!!" katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang. "Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun hijau. "Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?" kata ulat kecil. "Tentu ... tentu ... mendekatlah ke mari." Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah. Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.
Pada saat kita berdoa minta sesuatu kepada Bapa, Dia akan memberi dengan tulus. Bapa Surgawi memberi tanpa minta imbalan. Bahkan Dia memberikan yang terbaik, yaitu AnakNya, Tuhan Yesus Kristus.
Teman-teman, mari kita belajar memberi dengan hati yang tulus. Pada saat memberi, jangan lihat pada pemberianmu, tapi lihatlah pada kebahagiaan orang yang menerimanya, maka engkau pun akan bahagia.
Tuhan Yesus mrmberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar