Selasa, 13 Desember 2016

Renungan 14 Desember 2016

Mendukung Pelayanan Hamba Tuhan

Efesus 6:18-20 TB
dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil,
yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.

Selama saya bepergian melayani, saya melihat tantangan yang dihadapi oleh hamba-hamba Tuhan. Mereka bukan melakukan dosa dan kena hukuman, tapi demi mengabarkan Injil mereka mengalami banyak aniaya. Gereja Tuhan, apa yang mesti kita buat? Kita harus terus mendukung hamba-hamba Tuhan, baik yang di kota, di desa dan pedalaman-pedalaman. Ada berbagai macam bentuk dukungan yang bisa kita kontribusikan. Ada yang namanya Doa, Dana dan  Daya.

Doa
Mendoakan hamba-hamba Tuhan sangatlah penting. Lewat doa yang kita naikkan, kita sedang membangun kekuatan rohani bagi para hamba Tuhan.

Dana
Semua pelayanan membutuhkan dana yang sangat besar. Selain doa, kita bisa memdukung dengan dana. Ada orang-orang yang tidak bisa pergi pelayanan misi karena mereka bekerja. Namun ketika mereka memberikan uang mereka untuk mendukung pelayanan hamba-hamba Tuhan, sebenarnya mereka juga ikut ambil bagian dalam pelayanan tersebut.

Daya
Sekalipun tidak sering, kita pun bisa ikut terjun dalam pelayanan misi dan penginjilan.  Kita ikut bahu-membahu bersama para hamba Tuhan. Kita bisa turut merasakan apa yang mereka alami. Para hamba Tuhan pun akan merasakan kekuatan yang luar biasa ketika ada orang-orang yang mau ikut ambil bagian dalam pelayanan bersama mereka.

Teman'teman, kita semua bisa melakukan ini. Inilah tugas Gereja Tuhan. Mari kita jadi bagian dari tubuh Kristus yang saling mendukung melalui bagian kita masing-masing.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 13 Desember 2016

Jangan Ikuti Kegelapan

Efesus 5:11 TB
Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.

Ada 2 Kerajaan yang mengitari semua orang, Kerajaan itu adalah Kerajaan Terang dan Kerajaan Kegelapan. Kita tidak bisa keluar masuk ke dalam 2 Kerajaan ini. Kita harus memilih salah satu di antaranya.

Bagaimana mengetahui seseorang ada dalam kerajaan yang mana?
Dari perkataan dan perbuatannya.
Kehidupan kita menunjukkan kita tinggal di kerajaan yang mana. Kalau kita sudah ada dalam Kerajaan Terang, jangan mencoba melakukan perbuatan kegelapan. Tetaplah tinggal dalam Kerajaan Terang.

Teman-teman, memang sangat mudah melakukan perbuatan kegelapan. Tetapi tetaplah hidup dalam Kerajaan Terang, hidup yang menggambarkan kehidupan Kristus yang sejati.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 11 Desember 2016

Lihat Raportmu Sendiri

Galatia 6:4 TB
Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.

Sebentar lagi anak-anak yang masih sekolah akan menerima raport dan bahkan ada yang sudah menerima raport. Dalam raport itu mereka bisa melihat hasil nilai yang bisa jadi kebanggaan dan evaluasi mereka. Ada suka dan duka melihat nilai masing-masing. Tapi hasil nilai raport itu bisa menjadi pendorong untuk para murid lebih tekun belajar.

Kita juga sering menerima raport rohani dari Tuhan. Raport yang kita terima itu harus jadi evaluasi buat kita untuk memperbaiki diri. Tujuan kita adalah semakin serupa dengan Tuhan. Jangan pernah mau menjadi siapapun juga. Cerminan kita adalah Tuhan Yesus.

Teman-teman, berapa nilai raport rohani kalian? Lihat dan periksa baik-baik. Jangan pernah menilai raport orang lain.

Selamat hari Minggu. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 10 Desember 2016

Tetap Setia

Galatia 4:8-9 TB
Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah.
Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?

Kesadaran kita akan kebaikan Tuhan menumbuhkan rasa cinta kita yang bertambah-tambah kepadaNya. Tetapi masalah-masalah sulit yang kita hadapi kadang kala membuat mata kita melirik kepada tuhan yang palsu yang katanya bisa segera menyelesaikan persoalan kita. Di situlah kesetiaan kita kepada Tuhan diuji. Tuhan sungguh setia, sayalah yang tidak setia. Kualitas kesetiaan diukur dengan yang namanya waktu. Semakin lama kita jadi Kristen, apakah kita tambah setia dengan Tuhan?

Kalau anda membandingkan Tuhan dengan uang, jabatan, pasangan, dan semua yang ada di dunia, kesetiaan anda dengan Tuhan pasti luntur. Tuhan adalah Tuhan. Dia diatas segalanya. Selalu ingat kebaikanNya dan cintai Dia lebih dari apapun juga.

Teman-teman,  lebih mendekatlah kepada Tuhan dalam segala keadaan dan jadilah setia.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 09 Desember 2016

Kemampuan Dari Tuhan

Galatia 2:8 BIMK
Sebab Allah yang memberikan kepada Petrus kemampuan untuk menjadi rasul orang Yahudi, memberikan juga kepada saya kemampuan untuk menjadi rasul orang bukan Yahudi.

Untuk bisa melakukan sesuatu, kita perlu punya 2 hal ini : Kemauan dan Kemampuan.
Kemauan adalah kehendak kita sendiri. Kemampuan adalah dari Tuhan. Setiap orang punya kemampuan. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak bisa menggunakan kemampuan sendiri. Perlu ada kemampuan yang dari Tuhan.

Paulus adalah orang yang cerdas. Sekalipun demikian, dia tidak pernah menggunakan kemampuannya sendiri untuk menyelesaikan tanggung jawab yang Tuhan embankan.

Sebagai anak Tuhan kita harus hati-hati, seringkali kita terjebak melakukan sesuatu hal yang kecil dengan menggunakan kemampuan sendiri. Seringkali kita lupa, Tidak berdoa dulu dan minta pertolongan Tuhan. Sungguh, kita harus hati-hati!

Teman-teman, mari kita terus berharap dan mengandalkan Tuhan. Mintalah kekuatanNya. Dia yang selalu memampukan kita menyelesaikan bagian kita.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 08 Desember 2016

Menganggap Diri Hebat

2 Korintus 10:12 BIMK
Tentu saja kami tidak berani membandingkan atau menempatkan diri kami sederajat dengan orang-orang yang menganggap dirinya tinggi. Alangkah bodohnya mereka! Mereka membuat ukuran sendiri dan menilai diri sendiri dengan ukuran itu.

Siapa dapat mengukur langit dengan bumi? Sulit sekal! Demikian dengan manusia. Seringkali seseorang diukur dengan prestasi, uang, kekayaan, dan banyak lagi.

Paulus mengingatkan jemaat di Korintus dan kita semua hari ini. Janganlah kita menganggap diri kita

Lebih hebat
Lebih kuat
Lebih kaya
Lebih pintar
Lebih tahu

daripada orang lain.

Jangan pernah menaruh ukuran terhadap orang lain.

Kita harus berkata : "Saya bukan siapa-siapa. Tuhan Yesus adalah segala-galanya."

Teman-teman, kita adalah tubuh Kristus yang saling membutuhkan. Mari kita membangun kerjasama yang baik satu dengan yang lain.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 07 Desember 2016

Pelayanan Seorang Hamba

2 Korintus 6:4b (TB) 
Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah

Jaman dahulu seorang hamba tidak punya hak sama sekali. Hamba harus melakukan perintah tuannya sekalipun resikonya adalah kehilangan nyawanya. Mereka begitu mengerti apa arti "hamba" dan dapat dilihat dari ketaatannya.

Hari ini pemahaman tentang seorang hamba sudah sangat berubah, apalagi hamba Tuhan.
Mereka minta dihormati.
Namanya tidak disebut di mimbar marah-marah.
Kalau pelayanan minta fasilitas ini dan itu.
Tidak dapat ucapan terima kasih, tidak mau pelayanan lagi.
Tidak punya yang namanya pengorbanan sama sekali.

Itukah hamba Tuhan?

Paulus berkata : Dalam segala hal, dia menunjukkan bahwa dia adalah seorang hamba.

Di rumah, di kantor, di gereja, di mana saja, kita adalah hamba. Hambanya siapa? Hambanya Tuhan Yesus.

Teman-teman, miliki karakter seorang hamba, hamba yang dikenan oleh Tuannya.

Tuhan Yesus memberkati.

Minggu, 04 Desember 2016

Renungan 05 Desember 2016

Terima Dulu Baru Memberi

2 Korintus 1:3-4 TB
Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,
yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.

Banyak orang tahu tentang memberi. Tapi tidak banyak orang mengerti soal memberi. Kita tidak bisa memberi tanpa terlebih dulu menerima. Terima dulu dari Tuhan maka bisa memberi pada orang lain.

Untuk bisa menerima dari Tuhan, kita perlu belajar duduk di kaki Tuhan dan mendengarkan instruksiNya. Duduk di kaki Tuhan berarti mengesampingkan semua aktivitas dan hanya berdua dengan Tuhan. Berdua dengan Tuhan itu sangat penting. Momen ini bisa kita pakai untuk menyerahkan semua rencana kita, curhat, bersyafaat untuk orang lain, membaca dan merenungkan Firman, mendengarkan suaraNya dan banyak lagi yang lain. Waktu seperti ini harus kita miliki tiap hari.

Teman-teman, engkau tidak bisa memberi apa yang engkau tidak punya. Jadilah penerima yang baik dan berilah dengan murah hati.

Tuhan Yesus memberkati.

Sabtu, 03 Desember 2016

Renungan 04 Desember 2016

Menjadi Dewasa

1 Korintus 13:11 BIMK
Pada waktu saya masih anak kecil, saya berbicara seperti anak kecil, saya berperasaan seperti anak kecil dan saya berpikir seperti anak kecil. Sekarang saya sudah dewasa, kelakuan saya yang kekanak-kanakan sudah saya buang.

Pernahkah anda melihat anak-anak anda yang berebut mainan? Saya pun pernah. Itulah anak-anak. Sifat mereka menunjukkan siapa mereka. Setelah beranjak dewasa sifat mereka harus berubah. Umurnya 25 tahun, sifatnya tidak bisa seperti anak umur 6 tahun.

Tetapi banyak orang di gereja, yang labelnya Kristen, sifatnya tidak menunjukkan kedewasaan. Orang Kristen dituntun kedewasaannya.

Kedewasaan rohani terlihat dari karakternya, bukan dari banyaknya karunia.
Kedewasaan rohani bukan karena jabatan yang dimiliki.
Kedewasaan rohani bukan soal banyaknya uang.
Kedewasaan rohani bisa terlihat waktu seseorang menghadapi masalah dan menyelesaikannya.

Teman-teman, mari cek hidup kita, apakah sifat dan perilaku kita masih seperti anak-anak? Kalau anda mau dewasa, tinggalkan sifat dan perilaku anak-anak.

Selamat hari minggu. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 03 Desember 2016

Hirarki Dalam Tuhan

1 Korintus 11:3 TB
Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

Keluarga adalah miniatur Surga di bumi. Keluarga pertama di dunia ini adalah ciptaan Tuhan. Tapi sungguh disayangkan hari-hari ini banyak keluarga sudah tercerai-berai. Keluarga sudah tidak tahu susunannya lagi.

Sering terjadi, suami tidak lagi menjadi imam yang benar, tidak jadi contoh yang baik buat istri dan anak-anak. Ada istri yang mencoba jadi kepala, suami dan anak-anak harus tunduk padanya. Anak-anak juga sangat memberontak terhadap orang tua karena orang tua tidak menunjukkan perhatian terhadap mereka. Hirarki dalam kekuarga sudah rusak.

Hirarki yang benar dalam keluarga membangun perlindungan yang kuat dari serangan si jahat. Bila hirarki dalam keluarga tersusun dengan rapi dan berfungsi dengan baik akan memancarkan sinar kemulian Kristus.

Teman-teman, mari kita perhatikan keluarga kita masing-masing. Jadikan keluarga Surga di bumi ini.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungsn 02 Desember 2016

Bahaya Percabulan

1 Korintus 6:15 TB
Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!

Percabulan adalah dosa. Setan begitu jahat merusak manusia dengan dosa ini. Bahkan banyak anak-anak Tuhan jatuh dalam dosa yang mengerikan ini. Dosa percabulan adalah dosa yang dikendalikan roh jahat. Bagaimana roh percabulan ini bisa masuk dalam hidup kita? Melalui mata dan telinga kita. Apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar harus dijaga baik-baik.

Orang yang dikuasai roh percabulan selalu memikirkan hal yang kotor. Roh cabul mengikatnya dengan sangat kuat. Orang itu harus dilepaskan.

Teman-teman, sebagai anggota tubuh Kristus, kita adalah kudus. Oleh karena itu jangan berikan diri kita kepada percabulan. Persembahkan diri kita kepada Tuhan dan dipakai untuk kemuliaanNya.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 30 November 2016

Jangan Ada Perselisihan

1 Korintus 1:11 TB
Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloë tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu.

Perselisihan itu terjadi karena :
1. Tidak ada kepercayaan.
2. Tidak ada keterbukaan.
3. Tidak ada penyelesaian masalah.

Ketiga hal di atas adalah beberapa pemicu yang menimbulkan perselisihan. Perselisihan menunjukkan tidak adanya kasih. Kalau kita berkata : "Saya adalah anggota tubuh Kristus", perhatian terhadap anggota tubuh yang lain harus kelihatan. Menjaga hubungan satu dengan yang  lain menolong kita menghindari perselisihan.

Teman-teman, jauhilah perselisihan. Hiduplah dalam kasih. Perselisihan hanya membawa keruntuhan.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 29 November 2016

Bekerja Keras Dalam Pelayanan

Roma 16:11-12b TB
Salam kepada Trifena dan Trifosa, yang bekerja membanting tulang dalam pelayanan Tuhan.

Membanting tulang seringkali kita dengar di telinga. Sebenarnya apa sih artinya membanting tulang itu? Membanting tulang artinya adalah bekerja keras dengan tidak mengenal lelah.

Trifena dan Trifosa, 2 orang pahlawan iman yang patut diacungi jempol. Mereka adalah orang-orang yang memberikan hidupnya untuk bekerja di ladang Tuhan. Mereka bekerja membanting tulang dalam pekerjaan Tuhan, melayani dengan serius, tidak setengah-setengah.

Ini adalah pelajaran buat kita yang melayani Tuhan. Melayani Tuhan harus serius, tidak setengah hati. Keseriusan kita membawa hasil yang maksimal.

Teman-teman, jangan lelah bekerja di ladang Tuhan. Ladang Tuhan adalah marketplace kita masing-masing.

Tuhan Yesus memberkati..

Renungan 27 November 2016

Tidak Bisa Gagal

Roma 9:6a TB
Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal

Kegagalan pernah dialami semua orang dan bisa terjadi pada siapa saja. Apalagi hari-hari terakhir ini kesulitan bermunculan di mana-mana, membuat lebih banyak lagi orang yang gagal.

Tetapi tidak dengan Firman Tuhan. Perkataan Tuhan tidak pernah gagal. Dari Kejadian sampai Wahyu, yang Tuhan ucapkan tidak ada yang gugur. Apa yang keluar dari mulutNya pasti jadi.

Mengulang kembali perkataan Tuhan untuk hidup kita masing-masing bukanlah hal yang sia-sia. Ketekunan kita mengucapkan Firman Tuhan akan menghasilkan buah yang bisa dinikmati semua orang. Ketekunan kita mengucapkan Firman Tuhan akan membalikkan keadaan.

Teman-teman, peganglah Firman Tuhan karena Firman Tuhan tidak bisa gsgal.

Selamat hari Minggu. Tuhan Yesus memberkati.

Kamis, 24 November 2016

Renungan 25 November 2016

KETEKUNAN

Roma 5:3-4 TB
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

Kesulitan, masalah dan persoalan memang tidak bisa dihindari. Orang tidak cari masalah aja, masalah datang sendiri. Masalah yang bertubi-tubi bisa membuat orang putus dan akhirnya bunuh diri.

Tetapi sebenarnya masalah dan penderitaan tidak boleh membuat kita putus asa. Kita harus terus bertekun, tidak mudah menyerah. Tekun dalam hal apa? Tekun berdoa, tekun bekerja, tekun belajar. Ketekunan membuat kita tahan uji, membuat kita menjadi tangguh.

Itulah yang rasul Paulus ajarkan kepada gereja Tuhan di Roma. Ketekunan membentuk karakter kita. Ketekunan membuat kita dewasa secara rohani.

Teman-teman, mari kita belajar ketekunan dimulai dari hal-hal kecil.

Tuhan Yesus memberkati.

Rabu, 23 November 2016

Renungan 24 November 2016

Penghakiman Tuhan

Roma 2:16 TB
Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.

Kalau kita mengunjungi orang-orang dalam penjara, kita akan bertemu dengan orang-orang yang berurusan dengan pengadilan. Ada yang menunggu vonis hukuman, ada yang menjalani hukuman, ada yang menunggu saat-saat bebas, ada yang menjalani hukuman seumur hidup, dan ada juga yang menunggu saat hukuman mati. Itulah penghakiman dunia.

Selain pengadilan dunia, semua orang akan menghadapi penghakiman kekal. Hakimnya sangat adil. Hakimnya adalah Tuhan sendiri. Tidak ada suap di sana. Tidak ada hitam jadi putih dan putih jadi hitam. Semuanya berjalan dengan benar.

Roma 14:10 TB
Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.

Takhta pengadilan Allah tidak bisa dihindari. Takhta pengadilan Allah tidak bisa diwakilkan. Selama kita di dunia, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Ingatlah, kita harus hidup takut akan Tuhan.

Teman-teman, kalau hari ini Tuhan masih memberikan peringatanNya, jangan keraskan hatimu. Dia mengasihi anda. Dia tidak mau anda menderita hukuman kekal selama-lamanya.

Tuhan Yesus memberkati.

Selasa, 22 November 2016

Renungan 23 November 2016

Saling Menolong

Kisah Para Rasul 27:3b BIMK
Ia diizinkan mengunjungi kawan-kawannya supaya mereka dapat memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.

Dunia ini dipenuhi dengan berbagai macam komunitas. Sebenarnya untuk apa sih komunitas itu? Manusia tidak pernah bisa hidup sendiri. Dan sebenarnya juga tidak bisa menyelesaikan masalah sendirian. Itulah kenapa orang suka bergabung dalam group WA, FB, BBM dan lain-lain. Kalau kita bergereja, kita didorong untuk bergabung dalam kelompok sel. Di dalam komunitas inilah sebenarnya kita bisa saling menolong, saling menguatkan dan saling mendoakan.

Paulus, seorang rasul besar yang luar biasa. Kalau kita menyimak perjalanan hidupnya, dia pun tidak bisa hidup sendiri. Dia membutuhkan kawan-kawannya, dia masuk dalam komunitas.

Teman-teman, apakah kalian punya konunitas? Komunitas yang benar yang bisa menguatkan, menghibur, dan mendoakan di saat engkau membutuhkan? Masuklah dalam komunitas. Kita bisa saling tolong satu sama lain.

Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 21 November 2016

Renungan 22 November 2016

Rencana Tuhan Yang Mulia

Kisah Para Rasul 26:16-18 TB
Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.
Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka,
untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.

Tidak perduli latar belakang saya seperti apa, tidak masalah status sosial saya apa, tidak soal mengenai kegagalan saya di masa lalu bagaimana, ketika saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, rencana Tuhan atas hidup saya sungguh-sungguh ajaib. Hidup saya yang tidak berarti dibuat Tuhan menjadi berarti. Tuhan Yesus sungguh luar biasa.

Saulus adalah orang yang jahat, seorang pembunuh dan penganiaya. Hidupnya hanya membawa bencana bagi banyak orang. Tetapi setelah dia berjumpa Yesus, namanya menjadi Paulus. Tuhan merencanakan hidup yang memuliakan Tuhan dan berguna bagi banyak orang.

Itulah rencana Tuhan yang mulia bagi kita. Di dalam Tuhan hidup kita menjadi berbeda.

Teman-teman, jangan pernah keluar dari rencana Tuhan. Temukan rencana Tuhan dalam hidupmu dan masuklah ke dalamnya. Dia mau kemuliaanNya memancar keluar melalui hidup kita.

Tuhan Yesus memberkati.

Minggu, 20 November 2016

Renungan 21 November 2016

Kekuatan Kesatuan

Kisah Para Rasul 18:27 TB
Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya.

Tidak ada yang tidak bisa dilakukan dalam kesatuan. Apa yang tidak mungkin jadi mungkin kalau kita bersatu.

Alkitab menceritakan kesatuan para murid Tuhan bisa kelihatan bukan hanya di satu kota, tapi juga di kota-kota yang lain. Kesatuan ini bisa terjalin karena adanya komunikasi. Komunikasi yang baik menghasilkan hubungan yang baik. Hubungan yang baik mempererat kesatuan. Komunikasi bukan hanya sekedar say hello. Komunikasi yang benar bisa menyelesaikan masalah. Ada keterbukaan, kejujuran, saling mengampuni, itulah komunikasi yang membawa kesatuan.

Teman-teman, kita adalah tubuh Kristus yang saling membutuhkan satu sama lain. Kita harus bersatu.

Tuhan Yesus memberkati.

Sabtu, 19 November 2016

Renungan 20 November 2016

Menguatkan Iman

Kisah Para Rasul 16:5 BIMK
Maka jemaat-jemaat itu bertambah kuat imannya, dan setiap hari makin bertambah banyak jumlahnya.

Dalam perjalanan Kekristenan, iman itu sangat penting. Tanpa iman, orang tidak mungkin berkenan kepada Allah. Mempunyai iman yang kuat harus dimiliki oleh semua orang percaya. Iman yang menjadi kuat tidak terjadi secara otomatis. Ada berbagai macam cara menguatkan iman. Tapi satu hal sederhana untuk membuat iman menjadi kuat adalah lewat perkataan. Perkataan kita bisa menguatkan iman seserang.

Sangat sering terjadi perkataan anak-anak Tuhan bukan menguatkan iman, tapi melemahkan iman. Ada lagi perkataan yang tidak membangun iman tapi meruntuhkan. Sebagai orang percaya, kita harus ingat bahwa di mulut kita ada kuasa yang luar biasa. Makanya pergunakan perkataan dengan benar.

Teman-teman, kuatkan iman satu sama lain. Jadilah kuat di dalam Tuhan.

Selamat hari Minggu. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 19 November 2016

Mendengar Suara Bapa

Kisah Para Rasul 13:4 TB
Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus.

Seorang anak mendengar suara bapaknya adalah hal yang wajar. Yang aneh adalah bila seorang anak kehilangan komunikasi dengan bapaknya. Hubungan komunikasi yang rusak antara bapak dengan anak, merusak fungsi bapak dan masa depan anak.

Kesuksesan murid-murid Tuhan dalam menyelesaikan Amanat Agung adalah tidak pernah kesulitan mendengar suara Bapa. Seringkali orang membatasi suara Bapa Surgawi dengan satu dua cara saja. Beberapa orang berpikir bahwa suara Tuhan harus begini. Padahal Bapa bisa bicara dengan berbagai macam cara. Dia tidak bisa dibatasi dengan cara berpikir manusia yang sempit.

Teman-teman, mari kita tenangkan diri kita. Belajarlah mendengar suaraNya di dalam batin kita. Seringkali suaraNya lembut menuntun kita dalam perkara yang kecil. Belajarlah taat. Pelan-pelan kita akan semakin jelas mendengar suara Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 18 November 2016

Berjalan Dalam Kebenaran

Kisah Para Rasul 11:21 TB
Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan.

Kisah Para Rasul 12:1-3 TB
Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat.
Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.
Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.

Setiap perbuatan kebenaran yang kita lakukan menimbulkan resiko besar untuk dianiaya. Hal ini terjadi sejak jaman Adam dan Hawa. Lalu bagaimana dengan orang percaya? Apakah kita berhenti melakukan kebenaran Firman Tuhan untuk menghindari aniaya? Jawabannya adalah TIDAK. Kita harus terus lakukan kebenaran Firman Tuhan di tengah aniaya.

Alkitab menjelaskan bahwa semakin banyak orang benar, semakin kuat setan bekerja. Penganiayaan datang bertubi-tubi. Apa yang dilakukan orang percaya? BERDOA. Itu adalah salah satu tindakan kebenaran yang harus terus kita lakukan sebagai orang percaya.

Kisah Para Rasul 12:5 TB
Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Hari ini, kita melihat aniaya terjadi terhadap orang percaya. Kita sebagai anggota tubuh Kristus harus lebih banyak BERDOA, lebih banyak berdoa dari biasanya.

Teman-teman, jangan pernah takut aniaya. Lakukan kebenaran Firman Tuhan. Jangan biarkan iblis menghentikanmu.

Tuhan Yesus memberkati.

Rabu, 16 November 2016

Renungan 17 November 2016

Penglihatan Rohani

Kisah Para Rasul 9:3-6 TB
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."

Saya sangat percaya dengan penglihatan. Penglihatan adalah alkitabiah. Tokoh-tokoh Alkitab juga mendapatkan penglihatan. Banyak orang hari ini juga mendapat penglihatan. Tetapi apakah dampak dari penglihatan itu? Apa yang terjadi setelah orang mengalami penglihatan? Apakah setelah menerima penglihatan hidup orang itu tetap sama?

Mari kita lihat seseorang yang bernama Saulus. Dia menangkap, memenjarakan dan bahkan membunuh orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Dia mengira bahwa apa yang dia lakukan adalah benar.
Suatu hari, dalam perjalanannya ke kota Damsyik, dia mendapatkan penglihatan. Dia berjumpa dengan Tuhan. Penglihatan yang dialami Saulus mengubah hidupnya. Namanya menjadi Paulus. Hidupnya memberkati banyak orang.

Teman-teman, penglihatan yang benar menuntun pada kehidupan yang benar. Penglihatan dari Tuhan bukanlah sekedar "Aku melihat" tapi membawa pada perubahan hidup.

Tuhan Yesus memberkati.

Minggu, 13 November 2016

Renungan 14 November 2016

Bersaksi

Kisah Para Rasul 4:19-20 TB
Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."

Ada sebuah lagu lama yang mengatakan : "Bersaksi t'rus sampai Tuhan datang". Lagu ini mengingatkan kita bahwa kita tidak boleh berhenti bersaksi.

Bersaksi adalah bagian dari hidup kekristenan.
Bersaksi adalah perintah Tuhan.

Tetapi ada satu bagian dari kesaksian yang hari-hari ini sudah mulai hilang, yaitu memuliakan Tuhan. Ada orang-orang bersaksi yang isi kesaksiannya adalah memamerkan kekayaan diri, jabatan, kehebatan diri dan lain sebagainya. Tidak ada kemuliaan kepada Tuhan sama sekali. Itu bukan kesaksian yang benar. Sebuah kesaksian, sekalipun sederhana dan singkat, isinya adalah mendorong orang untuk lebih percaya kepada Tuhan dan juga nemuliakan Tuhan.

Teman-teman, jangan berhenti bersaksi. Jangan takut untuk menyaksikan kebaikan Tuhan. Tuhan selalu menyertai orang yang mau bersaksi.

Markus 16:20 TB
Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Tuhan Yesus memberkati.

Sabtu, 12 November 2016

Renungan 13 November 2016

Menambah-nambahi

Yohanes 21:23 TB
Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."

Menceritakan kembali sebuah kejadian yang dialami tidaklah sulit. Tapi biasanya mengulangi cerita atau perkataan orang lain itu yang bisa menimbulkan masalah. Kenapa? Karena orang yang menceritakan kembali pengalaman atau perkataan orang lain suka menambah-nambahi.

Setelah kebangkitan Yesus, ada  beberapa kalimat yang diucapkan Yesus kepada Petrus mengenai Yohanes. Perkataan Yesus ini disebarkan kepada para murid dengan penambahan dan perubahan aehingga artinya menjadi lain.

Menambah, mengurangi atau merubah cerita orang lain bukanlah tindakan seorang anak Tuhan. Apalagi menambah, mengurangi dan merubah perkataan Tuhan, sehingga orang yang mendengarnya jadi salah paham.

Teman-teman, mari kita katakan kebenaran apa adanya. Jangan jadi pendusta dengan perkataan kita.

Selamat hari Minggu. Tuhan Yesus memberkati.

Jumat, 11 November 2016

Renungan 12 November 2016

Pemeliharaan Tuhan

Yohanes 17:11 TB
Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

Tanpa terasa kita suda mau mengakhiri tahun 2016. Kita bisa bersyukur buat pemeliharaannya sepanjang tahun ini. Tuhan Yesus sungguh sangat baik.

Menggambarkan pemeliharaan Tuhan itu seperti seorang bayi yang dipelihara oleh orang tuanya sampai menjadi dewasa. Sekalipun kesulitan demi kesulitan dihadapi oleh orang tua itu, mereka tidak pernah membiarkan anak mereka. Sewaktu anak itu sudah menjadi dewasa dan bisa menghidupi dirinya sendiri, dia harus bersyukur dan berterima kasih buat pemeliharaan orang tuanya. Demikianlah Tuhan tidak pernah melupakan anak-anakNya.

Yesaya 49:15 TB
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.

Teman-teman, di tengah suka dan duka, pemeliharaanNya itu sempurna. Langkah demi langkah tidak dibiarkannya kita sendirian. Terima kasih Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus memberkati.

Kamis, 10 November 2016

Renungan 11 November 2016

Tinggal Di Dalam Tuhan

Yohanes 15:4 (TB)
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Orang yang mengalami kebahagiaan yang digambarkan oleh Firman Tuhan adalah si anak bungsu yang pulang ke rumah ayahnya. Tinggal bersama bapanya membuatnya merasa tenang dan aman.

Tinggal dalam Tuhan, itu yang harus kita alami tiap hari. Tinggal dalam Tuhan artinya tinggal dalam kasihNya

Yohanes 15:9 (TB)
Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

Jangan pernah meragukan kasih Tuhan kepada kita. Semakin kita menyadari betapa besar kasihNya kepada kita, semakin dalam kita tinggal di dalam Tuhan.

Hubungan cinta yang kuat dengan Tuhan membuat kita tidak ingin menyakiti hatinya dengan melanggar perintahNya. Menuruti perintahNya adalah tanda cinta kita kepadaNya.

Yohanes 15:10 (TB)
Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Teman-teman, di waktu-waktu yang terakhir ini jangan pernah jauh dari Tuhan. Bawa hidupmu lebih dekat denganNya.

Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 07 November 2016

Renungan 08 November 2016

Namamu Dipanggil

Yohanes 10:3 TB
Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

Kalau kita berkenalan dengan seseorang, waktu berjabatan tangan, yang kita sebut adalah nama kita. Saling tahu nama menunjukkan bahwa pernah ada kontak. Semakin sering kita bertemu dan ngobrol dengan seseorang, bukan hanya nama yang kita tahu tapi juga hobinya, rumahnya di mana, saudaranya berapa dan banyak lagi.

Tuhan adalah Gembala kita dan kita adalah domba-dombaNya. Tuhan punya ratusan juta domba di seluruh dunia ini. Sekalipun ada banyak sekali domba, Tuhan Yesus tahu nama masing-masing domba. Bahkan Dia tahu detil hidup masing-masing domba. Ketika kita mau dekat dengan Gembala Agung, kita akan dibawa semakin kenal diriNya, bukan sekedar hanya tahu namaNya.

Teman-teman, pernah engkau mendengar namamu dipanggil oleh Tuhan? Tuhan memanggil nama kita masing-masing untuk menuntun langkah kita setiap hari.

Tuhan Yesus memberkati.

Minggu, 06 November 2016

Renungan 07 November 2016

Kasih Karunia Tuhan

Yohanes 8:11 TB
Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Seandainya ada penjahat besar yang mendapatkan vonis hukuman 50 tahun penjara kemudian dibebaskan tanpa syarat dan dinyatakan tak bersalah, apakah penjahat itu menghargai kebebasannya dengan mulai hidup baik-baik atau dia tetap dalam kejahatannya? Kalau seseorang menyadari betapa mahalnya harga kebebasannya, dia tidak akan menyia-nyiakan pengampunan yang diterimanya.

Tuhan Yesus berulang kali berkata : "Jangan berbuat dosa lagi!" Artinya hargailah kasih karunia. Jangan anggap murah kasih karunia sehingga kita berpikir bisa mendapatkan dengan mudah dan kapan saja kita mau. Kasih karunia itu mahal, terlalu mahal sampai-sampai manusia di dunia ini tidak bisa membelinya.

Teman-teman, seberapa besar engkau menghargai kasih karunia, sedalam itulah engkau hidup takut akan Tuhan. Kalau engkau memberi nilai rendah, dengan mudah juga engkau terus berbuat dosa. Kalau engkau memberi nilai tinggi, engkau akan terus minta kepada Tuhan : "Beri aku kemampuan untuk tidak berdosa lagi!"

Tuhan Yesus memberkati.

Sabtu, 05 November 2016

Renungan 06 November 2016

Terkenal Atau Dikenal?

Yohanes 1:26-27 TB
Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal,
yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."

Siapa yang tidak mau terkenal? Banyak orang ingin terkenal. Banyak orang menghalalkan segala cara untuk bisa terkenal. Sampai ada orang membunuh saingannya supaya bisa terkenal.

Orang terkenal belum tentu dikenal. Dikenal siapa? Banyak orang terkenal hanya dikenal oleh dunia tapi tidak dikenal di Surga, tidak dikenal Tuhan. Nama orang terkenal hanya mencuat di dunia tapi tidak di Surga.

Yohanes Pembaptis bukan hanya terkenal tapi juga dikenal. Pada jamannya, siapa yang tidak kenal Yohanes Pembaptis. Raja pun kenal dia dan ingin mendengarkannya berbicara. Tetapi dia juga dikenal oleh Surga. Tuhan Yesus pun memuji dan menghormatinya.

Sebagai orang percaya, boleh saja kita menjadi terkenal. Tapi jangan berhenti sampai di situ, mulailah dikenal Tuhan. Bangun hubungan baik denganNya setiap saat.

Teman-teman, semua ketenaran dunia ini akan sirna. Biarkan Surga mengenal kita karena Surga lah tujuan akhir hidup kita.

Selamat hari Minggu. Tuhan Yesus memberkati.

Kamis, 03 November 2016

Renungan 04 November 2016

MENGINGAT

Lukas 24:5-7 TB
Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?
Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea,
yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga."

Mengingat adalah kemampuan yang diberikan oleh Tuhan. Tetapi tidak semua hal perlu diingat. Ada satu perkara penting yang tidak boleh kita ingat yaitu KESALAHAN ORANG. Biasanya orang lebih mudah mengingat kesalahan orang daripada kesalahannya sendiri. Ketika seseorang terus mengingat kesalahan orang, orang itu menjadi orang yang tidak mudah bertobat. Dosanya tidak kelihatan karena tertutup dengan dosa orang lain yang ada di atasnya.

Hari ini Firman Tuhan menyuruh kita untuk banyak mengingat perkataan Tuhan Yesus. Untuk apa? Untuk kita bisa bercermin, apakah hidup kita semakin serupa dengan Tuhan.

Teman-teman, perkataan Tuhan adalah roh dan hidup. Simpanlah Firman Tuhan dalam hidupmu setiap hari.

Tuhan Yesus memberkati.

Rabu, 02 November 2016

Renungan 03 November 2016

Renungan 03 November 2016

Jangan Karena Terpaksa

Lukas 23:26 TB
Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.

Memikul salib dan mengikut Tuhan Yesus sepenuhnya bukan sebuah paksaan. Itu adalah kerelaan hati kita. Tuhan tidak pernah menyuruh anak-anakNya melakukan sesuatu yang merugikan dan membahayakan. Semua untuk kebaikan kita.

Ada seirang bernama Simon. Dia berasal dari sebuah kota Kirene. Hari itu dia baru saja pulang dari luar kota ketika berpapasan dengan sebuah rombongan besar yang mengiring Yesus memikul salib. Tentara Romawi yang ada dalam rombongan itu memaksa Simon yang sudah letih karena perjalanan jauh untuk memikul salib. Dengan ketakutan Simon menuruti perintah tentara Romawi. Cara inilah yang membawa Simon menjadi percaya kepada Tuhan Yesus, dia dan seluruh keluarganya.

Teman-teman, apakah kita sebagai orang Kristen memikul salib dan mengikut Yesus karena terpaksa? Maukah kita membalas fitnah dengan kasih atau selalu mencari pembenaran diri? Maukah kita meredam hobi kita dan meluangkan lebih banyak waktu utk berdoa? Memikul salib dan mengikut Yesus dengan sepenuh hati itu baik buat kita. Jangan merasa terpaksa. Lakukan dengan kerelaan.

Tuhan Yesus memberkati.

Selasa, 01 November 2016

Renungan 02 November 2016

Dunia Ini Tidak Kekal

Lukas 21:5-6 TB
Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus:
"Apa yang kamu lihat di situ — akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."

Banyak kali waktu melihat gambar-gambar pemadangan alam yang di share oleh teman-teman lewat Facebook atau WA, baik pemandangan laut atau gunung, saya selalu dibuat kagum dengan keindahannya. Dunia ini punya kecantikan alam yang sangat menarik. Saya yakin banyak teman-teman yang setuju dengan saya.

Tetapi Tuhan Yesus mengingatkan kita semua hari ini bahwa dunia dan segala isinya tidak kekal. Semuanya hanya sementara. Semua keindahan dunia ini akan lenyap.

Hari ini kita diingatkan bahwa ada yang kekal, dan itu bukan dunia ini. Surga adalah tempat yang kekal yang disiapkan oleh Tuhan bagi kita. Di dunia ini kita harus bekerja dan menyelesaikan soal-soal dunia ini, tapi jangan pernah lupa dengan Surga yang kekal.

Ketika anda dan saya nenerima Yesus.sebagai Tuhan dan Juru Selamat, Surga adalah milik anda dan saya.

Teman-teman, yang surgawi lebih baik dari yang duniawi. Jangan sanpai kita kehilangan harta termulia yang Tuhan sudah berikan pada kita.

Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 31 Oktober 2016

Renungan 01 November 2016

Jangan Salah Arah

Lukas 19:28 TB
Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

Dalam sebuah perjalanan salah satu hal yang harus diperhatikan adalah JANGAN SALAH ARAH. Kalau anda dari Jakarta mau ke Surabaya dengan mengendarai mobil, anda harus tahu arah yang tepat. Sebab kalau tidak, anda tidak akan sampai ke tujuan.

Dalam menyelesaikan setiap panggilan hidup kita, kita pun tidak boleh salah arah, supaya kita bisa sampai ke tujuan. Setiap orang punya panggilan masing-masing. Jangan pernah melakukan panggilanmu dengan mengikuti jalan orang lain.

Sewaktu Yesus ada di dunia, Dia tahu ke mana Dia harus pergi, ke Yerusalem. Tidak ada siapapun atau apapun yang pernah bisa menggeser arah tujuanNya. Itulah teladan buat kita semua.

Teman-teman, mari kita selesaikan tugas dan panggilan kita dengan tidak pernah kehilangan arah.

Tuhan Yesus memberkati.

Minggu, 30 Oktober 2016

Renungan 31 Oktober 2016

Menyelesaikan Masalah

Lukas 16:10 TB
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.

Mengapa ada masalah yang sulit diselesaikan? Karena tidak mau membuat PEMBERESAN.

Ketika satu masalah kecil cepat ditangani, tidak menjadi masalah besar.
Ketika sebuah masalah cepat diselesaikan, tidak menimbulkan banyak masalah baru.
Ketika masalah dengan seseorang dibereskan, tidak menimbulkan sakit hati, kepahitan, dan dendam.

Jangan membiarkan satu masalah dengan berkata : "Ah, sudah beres", tanpa menanganinya.

Teman-teman, mari kita belajar dan berlatih menyelesaikan masalah dengan segera. Temukan SOLUSI dan jangan timbulkan POLUSI!

Tuhan Yesus memberkati.

Jumat, 28 Oktober 2016

Renungan 29 Oktober 2016

Terang Lampu Senter

Lukas 11:33 TB
Tidak seorang pun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk, dapat melihat cahayanya.

Lampu senter adalah sebuah benda yang sangat berguna di tempat yang gelap. Tidak ada orang yang menyalakannya di dalam Mall yang terang benderang.

Hari-hari ini kita melihat dunia yang sangat gelap, bukan gelap secara jasmani karena tidak ada matahari di siang hari, tetapi kejahatan manusia yang membuat dunia menjadi gelap. Dunia membutuhkan terang lampu senter. Lampu senter itu adalah anda dan saya. Kita harus menjadi terang di tempat gelap, bukan di tempat terang. Tempat terang tidak membutuhkan terangnya lampu senter.

Hari ini, mari kita cek diri kita masing-masing, apakah lampu senter hidup kita memancarkan cahaya terang, mulai redup, atau sudah mati?

Teman-teman, teruskan tugasmu menjadi terang di tengah kegelapan dunia yang semakin gelap ini. Jangan pernah mematikan lampu sentermu.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 28 Oktober 2016

Punya Karunia Atau Karakter?

Lukas 10:20 TB
Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.

Sungguh mengagumkan melihat demonstrasi karunia Roh Kudus yang dilakukan oleh hamba-hamba Tuhan sebagai alatNya. Yang sakit sembuh, masalah terselesaikan, keajaiban terjadi, kebebasan dialami, sungguh dahsyat karunia Tuhan.

Suatu hari Tuhan memberikan suatu peringatan pada murid-muridNya yang begitu gembira melihat roh-roh jahat ditaklukkan. Yesus berkata bahwa mereka tidak boleh bersukacita karena karunia Roh yang mereka miliki. Mereka harus bersukacita ketika nama mereka tercatat di Surga. Sekalipun karunia kita luar biasa, kalau nama kita tidak ada di Surga, artinya kita adalah calon penghuni Neraka. Mengerikan sekali!

Bagaimana supaya nama kita tercatat di Surga?
Pertama, Terimalah Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Kedua, hiduplah dengan buah-buah Roh (karakter Kristus), bukan hanya karunia-karunia Roh.

Ketika kita terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan, nama kita tercatat dalam kitab kehidupan. Untuk menjaga nama kita tetap ada dalam kitab kehidupan, karakter Kristus harus menjadi karakter kita. Haleluya!

Teman-teman, kita perlu memiliki karunia. Tetapi jangan hanya karunia, kejarlah karakter. Punyailah 1 gol ini : MENJADI SERUPA DENGAN KRISTUS.

Tuhan Yesus memberkati.

Rabu, 26 Oktober 2016

Renungan 27 Oktober 2016

Bukan Untuk Saya

Lukas 9:1-2 TB
Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.
Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang

Betapa senangnya waktu ulang tahun dapat hadiah, baik dari suami, istri, anak dan teman-teman. Biasanya hadiah yang kita dapatkan, kita pakai untuk diri kita. Dapat baju baru langsung dipakai. Dapat tas baru langsung dipakai. Sangat jarang ada orang yang dapat hadiah yang menarik dan langsung diberikan pada orang lain.

Sekalipun kita tidak ulang tahun hari ini tetapi Tuhan memberikan banyak gifts (hadiah-hadiah) kepada kita. Hadiah-hadiah apa yang Dia berikan? Kuasa dan otoritas. Itu adalah karunia-karunia rohani dari Tuhan.

Banyak orang hari-hari ini yang menyalahgunakan pemberian Tuhan untuk dirinya sendiri.
Pemberian Tuhan bukan untuk kepentingan diri.
Bukan untuk cari uang.
Bukan untuk memperkaya diri.
Bukan untuk saya, tapi untuk membangun tubuh Kristus.
Untuk menolong orang yang membutuhkan.
Bukan untuk kesombongan diri.

Kita hanya saluran. Kita harus bisa jadi perpanjangan tangan Tuhan. Jangan pernah memanfaatkan karunia Tuhan untuk hal yang jahat.

Teman-teman, Tuhan mau memberkati kita semua. Pakailah gifts yang dari Tuhan untuk kemuliaan namaNya dan jawaban bagi orang yang memerlukan.

Tuhan Yesus memberkati.

Selasa, 25 Oktober 2016

Renungan 26 Oktober 2016

Memutuskan Sesuatu

Lukas 6:12-13 TB
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul

Keputusan yang kita ambil kemarin menentukan jadi apa kita hari ini. Keputusan yang kita ambil hari ini menetapkan masa depan kita besok.
Apa yang kita putuskan itu sangat penting buat kehidupan pribadi kita, keluarga, pekerjaan dan juga pelayanan. Ketika kita salah mengambil keputusan akan membawa neraka di bumi ini. Seringkali ketika orang mengambil keputusan, mereka mengandalkan pikiran dan kemampuannya sendiri.  Sangat jarang ditemukan orang yang berdoa dulu dan mencari kehendak Tuhan untuk mengambil sebuah keputusan.

Alkitab memberikan gambaran yang sangat baik bagaimana Yesus memutuskan untuk memilih para rasul. Walaupun Yesus adalah Tuhan dan tahu segala sesuatu, Dia mau menunjukkan contoh kepada kita semua. Sebelum Yesus memilih 12 rasul, Dia BERDOA. Bukan asal berdoa 5-10 menit, tapi berdoa semalam-malaman kepada Bapa. Yesus mengambil keputusan yang sangat tepat yang sesuai dengan kehendak Bapa siang itu.

Teman-teman, jangan salah memutuskan sesuatu. Berdoalah dengan sungguh-sungguh. Roh Kudus pasti menuntun kita mengambil keputusan yang tepat.

Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 24 Oktober 2016

Renungan 25 Oktober 2016

Apa Yang Anda Lakukan Setelah Ditolong Tuhan?

Lukas 4:39 TB
Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itu pun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka.

Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang melakukan yang baik.

Orang sakit disembuhkan
Orang lemah dikuatkan
Orang miskin diperkaya
Tidak ada satu orang pun yang datang kepada Tuhan yang tidak alami pembaharuan

Sekarang, setelah disembuhkan oleh Tuhan, apa yang akan kita lakukan?

Ibu mertua Simon Petrus pernah mengalami demam hebat. Dia hanya bisa berbaring dengan penyakit yang dideritanya. Ketika Yesus datang padanya, dia sembuh. Setelah sembuh apa yang dibuatnya? Dia tidak kembali bekerja mencari uang sebanyak-banyaknya walaupun bekerja mencari nafkah itu penting. Setelah sembuh, ibu mertua Simon melayani Tuhan dan para murid Tuhan.

Saya percaya kita semua pasti pernah disembukan oleh Tuhan. Tapi tidak semua mau melayani Tuhan setelah disembuhkan. Melayani bukan berarti jadi pendeta. Kita semua bisa melayani dalam bidang pekerjaan kita masing-masing. Jadilah pelayan-pelayan Tuhan sebagai tanda cinta kita kepadaNya.

Teman-teman, mari kita melayani. Hari ini dan seterusnya kita adalah milik Tuhan. Semua yang kita lakukan adalah untuk Dia dan bagi kemuliaanNya.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 24 Oktober 2016

Nasihat Firman Tuhan

Lukas 3:18 TB
Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.

Di tengah gelapnya dunia ini, setiap orang perlu nasihat. Nasihat bisa didapatkan dari banyak sumber. Apalagi sekarang dunia tekhnologi begitu canggih. Tetapi tidak semua nasihat itu baik, harus dicocokkan dengan buku pedomannya, Firman Tuhan.

Namun demikian, sangat disayangkan bahwa banyak anak Tuhan yang punya Alkitab sebagai buku manualnya, tapi tidak mencari nasihat darinya. Firman Tuhan dari Kejadian sampai Wahyu penuh dengan nasihat yang membangun dan menguatkan. Solusi ada dalam Firman Tuhan.

Teman-teman, untuk segala persoalan, carilah Firman Tuhan yang menjadi solusi yang baik untuk kita.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 23 Oktober 2016

Obat Yang Manjur

Lukas 1:57-58 TB
Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki.
Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.

Sukacita adalah obat yang manjur. Sebagian besar orang tidak menyadari hal ini. Biasanya banyak orang hanya bisa bersukacita ketika mereka diberkati dan bukan karena melihat orang lain diberkati. Apalagi melihat orang yang menyakiti kita diberkati, sangat sulit untuk bisa bersukacita.

Alkitab menceritakan bagaimana tetangga-tetangga dan sanak saudara Zakharia dan Elisabet turut bersukacita melihat kelahiran anak laki-laki mereka. Saya yakin, di antara tentangga dan sanak saudara itu ada yang punya masalah yang berat. Tetapi mereka tidak mau ditekan oleh masalah sehingga mereka tidak bisa bergembira bersama Zakharia dan Elisabet. Saya juga sangat percaya, ketika mereka pulang ke rumah mereka masing-masing, mereka mendapatkan jalan kelua : Yang sakit disembuhkan, yang miskin diperkaya, yang berbeban berat diberikan kelegaan. Kenapa? Karena ada sukacita.

Teman-teman, marilah kita ikut bergembira ketika melihat orang lain gembira. Hati yang gembira membawa kesembuhan dan kemenangan.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 22 Oktober 2016

Siapa Yang Disenangkan?

Markus 15:15 TB
Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.

Menyenangkan semua orang? Untuk bisa menyenangkan hati Tuhan tidak mungkin bisa menyengkan hati semua orang. Seringkali isi hati Tuhan tidak sama dengan isi hati kebanyakan orang.

Mementingkan diri sendiri
Tamak
Congkak
Cemburu
Tidak mau mengampuni
Merendahkan orang lain
Dan kalau ditambah daftarnya akan sangat panjang

Itulah yang ada di hati manusia. Sangat berlawanan dengan hati Tuhan yang penuh kasih dan kemurahan.

Menyenangkan hati Tuhan artinya tidak takut dengan manusia. Sekalipun tidak semua orang menyukai kita, tetaplah membuat Tuhan tersenyum, mengacungkan jempolNya dan berkata : "Aku bangga denganmu anakKu!"

Teman-teman, jadilah orang yang tidak kompromi, berdirilah di atas kebenaran dan jadilah sahabat Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati.

Kamis, 20 Oktober 2016

Renungan 21 Oktober 2016

Mengikuti Kehendak Tuhan

Markus 14:35-36 TB
Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya.
Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."

Mengikuti kehendak Tuhan adalah hal yang terbaik. Tetapi dalam mengikuti kehendak Tuhan tidak semudah perkataan yang diucapkan di mulut. Mengapa? Karena manusia juga punya kehendak sendiri. Perjuangan menundukkan kehendak sendiri dan mengikuti kehendak Bapa bukan soal yang enteng. Perlu ada yang namanya penyerahan total setiap hari.

Tuhan Yesus mengalami perjuangan ini ketika Dia ada di dunia. Dia pun punya kehendak supaya penderitaan yang harus Dia derita berlalu. Tapi kehendak Bapa adalah cawan penderitaan harus ditanggung oleh Yesus. Dia menyerahkan kehendakNya sendiri kepada Bapa dan tetap mengikuti apa yang sudah direncanakan oleh Bapa.

Teman-teman, mari kita belajar meletakkan kehendak kita dan mulai berjalan dalam kehendak Tuhan. Dalam prosesnya, semakin menyerahkan diri kepada Tuhan dan melakukan kehendakNya, keinginan daging disalibkan. Memang kehendak Tuhan yang harus dilakukan.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 20 Oktober 2016

Kasih Adalah Pengorbanan

Markus 12:33 TB
Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."

Berkorban adalah suatu perbuatan yang terpuji. Tidak banyak orang yang mau berkorban untuk orang lain. Tetapi berkorban saja tidaklah cukup. Berkorban tanpa dasar kasih adalah sesuatu yang tidak berguna. Sebuah pengorbanan kecil yang kita lakukan dengan ada landasan kasih di dalamnya merupakan hal yang sangat besar di mata Tuhan.

Teman-teman, di dalam kasih harus ada pengorbanan karena kasih bukan sekedar kata-kata saja. Bungkuslah setiap pengorbananmu dengan kasih yang tulus, kasih Agape dari Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 19 Oktober 2016

Tidak Percaya

Markus 9:23-24 TB
Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"
Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"

Tidak percaya merupakan alat iblis yang sangat ampuh untuk membuat orang tidak mendapatkan berkat yang seharusnya jadi miliknya.
Ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan ketika kita mulai tidak percaya.

1. Kehilangan iman
Tidak percaya membuat kita kehilangan iman. Tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Tuhan. Kita harus berdoa dengan iman percaya. Usirlah ketidakpercayaan itu.

2. Meragukan janji Tuhan.
Janji Tuhan adalah YA dan AMIN. Manusia berjanji bisa diingkari tetapi Tuhan tidak pernah ingkar janji. Jangan pernah lepaskan janji Tuhan. Jangan pernah ragu dengan janjiNya

Teman-teman, kalau hari ini doamu belum terjawab, kalau hari ini berkat belum datang, kalau hari ini masalahmu tidak kunjung selesai, tetaplah PERCAYA pada TUHAN. Malam pasti berganti pagi. Kebenaran pasti muncul bagaikan matahari yang bersinar. Haleluya.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 18 Oktober 2016

Perhatian Tuhan

Markus 8:1-3 TB
Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata:
"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan.
Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh."

Ketika melihat seseorang, apa yang ada di hati dan pikiran kita?
Biasanya yang banyak orang lihat ada penampilan fisik.
"Mobilnya keren banget!"
"Rumahnya besar sekali"
"Pakaiannya jelek. Pasti orang miskin itu"
"Cantik sekali"
Kalimat-kalimat seperti ini yang sering keluar dari mulut kebanyakan orang. Yang keluar dari mulut itulah yang ada di hati dan pikiran.

Tetapi tidak dengan Yesus. Melihat orang banyak, yang ada di pikiran dan hatiNya adalah kebutuhan mereka, yang dibutuhkan roh, jiwa, dan tubuh mereka. Tuhan Yesus tidak hanya memikirkan hal rohani seseorang tapi keseluruhan dari kebutuhan orang itu. Tuhan Yesus tahu kebutuhan anda dan saya secara keseluruhan.

Teman-teman, kalau engkau punya masalah, datanglah pada Tuhan Yesus. Kalau datang pada manusia, kebutuhan kita hanya terpenuhi sebagian. Kalau datang pada Tuhan semua kebutuhan terjawab. Puji Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati.

Minggu, 16 Oktober 2016

Renungan 17 Oktober 2016

Tembok Apa Yang Sedang Anda Bangun?

Markus 5:27-28 BIMK
Wanita itu sudah mendengar banyak tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu, ia mendekati Yesus dari belakang,
karena ia berpikir, "Asal saja saya menyentuh jubah-Nya, saya akan sembuh!"

Semua yang kita dengar akan membangun sesuatu dalam diri kita. Ada orang-orang yang mendengar gosip, berita buruk, kekalahan, kegagalan dan banyak lagi hal negatif yang lain.

Tembok apa yang sebenarnya sedang berdiri di hadapannya?
Tembok kekuatiran
Tembok ketakutan
Tembok kehancuran
Tembok penderitaan
Tembok kemiskinan
Dan banyak lagi yang lain

Coba perhatikan wanita yang 12 tahun menderita sakit pendarahan ini. Dia sudah kehilangan segala-galanya : uang habis, harta benda ludes, tidak punya teman, keluarga menjauh. Semuanya pergi sejak dia sakit.

TAPI, dia tidak pernah kehilangan semangatnya untuk mendengar tentang Yesus. Dia terus mencari berita mujizat apa yang Yesus sedang lakukan. Dia terus berusaha mendengar tentang pengajaran Yesus. Dia terus mendengar kesaksian mujizat orang-orang yang disembuhkan kewat pelayanan Tuhan Yesus. Alkitab mencatat dia mendengar banyak tentang Yesus.

Alhasil, tembok apa yang sedang dia bangun?
Tembok iman
Tembok mujizat
Tembok kemustahilan
Tembok keajaiban
Tembok kemenangan
Tembok kesembuhan
Dan masih ada banyak tembok yang berdiri di hadapannya.

Pagi ini, mari kira renungkan, tembok apa yang sedang kita bangun dalam hidup kita? Apa yang kita dengar menentukan tembok apa yang sedang mengelilingi kita.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 16 Oktober 2016

Berbuat Baik

Markus 3:4 TB
Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja.

Melakukan perbuatan baik tidak melihat tempat, hari atau kepada siapa. Di mana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja, kita harus menunjukkan kebaikan. Aturan manusia tidak boleh menghalangi datangnya perbuatan baik yang kita lakukan.

Tuhan Yesus mengalami banyak halangan untuk melakukan kebaikan, bukan dihalangi oleh orang berdosa, tapi dihalangi oleh orang yang beragama. Orang yang beragama adalah orang yang tahu kebaikan. Sungguh sangat disayangkan bahwa orang yang tahu kebaikan tapi tidak melakukannya.

Teman-teman, jangan pernah menahan kebaikan. 1 kebaikan yang kita lakukan sangat berarti bagi orang yang membutuhkan.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 14 Oktober 2016

Jangan Hanya Menyesal

Matius 27:3-5 TB
Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,
dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!"
Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.

Penyesalan biasanya di akhir, bukan di awal. Coba perhatikan orang-orang yang di penjara. Biasanya mereka berkata : "Saya menyesal telah berbuat ini."

Sebenarnya yang sangat penting bukan penyesalan tapi pertobatan. Memang penyesalan adalah bagian dari pertobatan tetapi jangan hanya menyesal saja. Dalam pertobatan ada yang namanya berbalik dari dosa (perbuatan yang jahat). Setelah menyesali perbuatan yang jahat, berbalik arahlah kepada jalan yang benar.

Yudas Iskariot sungguh-sungguh menyesali perbuatannya. Namun dia tidak berbalik kepada Tuhan. Setelah menyesal, dia pergi kepada imam-imam untuk mengembalikan uang yang dia terima dan kemudian dia gantung diri. Itu bukan pertobatan.

Teman-teman, mari kita belajar, ketika Roh Kudus tegur, berbalik arahlah kepada Tuhan. Hiduplah dalam pertobatan sejati.

Tuhan Yesus memberkati.

Kamis, 13 Oktober 2016

Renungan 13 Oktober 2016

Bertahanlah!

Matius 24:13 TB
Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat

Matius 24 menunjukkan apa yang akan terjadi di akhir jaman.

Perang antar bangsa dan kerajaan
Virus-virus penyakit baru bermunculan, seperti virus Zika
Bencana alam : Badai topan (badai topan Matthew, badai topan Chaba), gempa bumi
Nabi-nabi palsu bermunculan di mana-mana.
Penganiayaan orang-orang percaya

Semua itu sedang terjadi hari-hari ini.

Setelah menyebutkan banyak tanda-tanda itu, Tuhan memberikan sebuah pesan penting yaitu SUPAYA KITA BERTAHAN SAMPAI AKHIR.

BERTAHAN bukan hal yang mudah. Ketika hantaman, serangan, amukan dunia ini menyerbu hidup kita, bukan soal yang ringan untuk bisa bertahan. Tapi sesulit apa pun, kita harus terus bertahan.

Bertahan sampai AKHIR. Akhir hidup saya dan masing-masing kita tidak ada yang sama.

Tidak bisa dilihat dari umur.
Tidak bisa dinilai dari kesuksesan secara materi.
Tidak bisa diukur dari banyaknya titel yang dimiliki.

Yang bisa tahu akhir hidup kita hanya Tuhan.

Oleh karena itu, mari kita terus minta kepada Tuhan kekuatan untuk bertahan (tetap tekun, setia dan taat) sampai waktu kita di bumi selesai.

Tuhan, mampukan kami mengakhiri pertandingan ini.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 11 Oktober 2016

Pesta Raja

Matius 22:2 (0TB
Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.

Bicara soal pesta, salah satu yang penting adalah tamu yang menghadiri pesta. Semeriah apapun pesta itu, kalau tidak ada tamu yang datang, tidak ada gunanya. Untuk bisa datang ke sebuah pesta, kita harus punya undangan. Setelah terima undangan, kita harus putuskan mau datang atau tidak. Kalau mau datang, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Alkitab banyak menunjukkan bahwa undangan sudah disebarkan kepada semua orang. Apakah anda terima undangan juga?

Ada orang yang mau datang. Ada yang hanya menaruh undangan di meja dan melupakannya. Bahkan ada yang merobek undangan itu dan membuang ke tong sampah. Ada yang memberikan banyak alasan supaya tidak datang.

Yang memutuskan untuk hadir pun ada yang tidak mau mempersiapkan diri dengan baik, pakai pakaian sembarangan (hidup dalam dosa), tidak berdandan dengan baik (tidak mau hidup kudus).

Semua kita akan datang di sebuah pesta yang sama, pesta perkawinan Raja di atas segala raja. Tapi waktu persiapan setiap orang tidak sama satu sama lain.
Ada yang mempersiapkan diri 40 tahun.
Ada yang 60 tahun.
Ada yang 70 tahun.
Bahkan ada yang lebih atau kurang dari 40.

Surga sedang sibuk mempersiapkan pesta.
Kita pun sebenarnya juga sedang sibuk mempersiapkan diri, sibuk berdandan (kita harus kelihatan indah di mata Sang Raja!)

Apakah anda sedang sibuk mempersiapkan diri menyambut kedatanganNya atau hanya sibuk dengan segala urusan yang ada di dunia ini?

Teman-teman, waktu terus berjalan. Detik demi detik berlalu. Menit demi menit terus berjalan. Jangan sia-siakan waktu ini. Sebagai mempelai Kristus, persiapkan dirimu sungguh-sungguh.

Tuhan Yesus memberkati.

Minggu, 09 Oktober 2016

Renungan 10 Oktober 2016

Raja Yang Baik

Matius 18:26-27 TB
Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

Alkisah, hiduplah seorang raja yang baik. Dia hidup di sebuah istana yang indah. Tak jauh dari istananya ada sebuah gubuk jelek yang ditinggali oleh seorang ibu dan anak laki-lakinya. Sekalipun raja itu kaya tapi dia sangat memperhatikan ibu dan anak itu. Anak laki-laki ini hanya punya 1 mainan yaitu serangga kecil. Setiap hari anak itu bermain dengan serangganya.

Suatu hari anak ini bermain di halaman istana raja bersama teman-temannya. Tak lupa, dia membawa serangganya. Saking asyiknya bermain, tidak terasa hari sudah menjelang malam. Segera si anak pulang karena takut dimarahi oleh ibunya. Anak itu menghadap raja dan memohon untuk bisa menitipkan serangganya di halaman istana. Raja menyuruhnya mengikat serangga itu di sebuah tiang. Keesokan harinya anak itu kembali datang ke halaman istana untuk mengambil serangganya. Sangat mengejutkan, ternyata serangga itu tidak ada pada tiang tempat dia mengikatnya. Setelah diselidiki ternyata serangga itu dimakan oleh ayam jago. Dengan sedih dia menghadap raja dan menceritakan perihal serangganya yang sudah dimakan ayam jago. Raja yang baik ini memberikan ayam jago sebagai ganti serangganya. Sore harinya ayam jago itu dititipkan lagi di istana. Raja menyuruh menaruh di sebuah kurungan ayam dekat dapur istana. Anak itu melakukannya dan dia pulang ke rumah. Malam itu putri raja kelaparan, mengambil ayam jago dari kurungan dan memasaknya. Keesokan harinya ketika anak itu kembali ke istana raja untuk mengambil  ayam jagonya, dia menangis karena melihat kurungan yang kosong. Seseorang memberitahunya bahwa putri raja sudah memakan ayam itu. Segera anak itu datang kembali kepada raja dan menceritakan perihal ayam jagonya. Lalu raja berkata : "Mulai hari ini aku mengangkatmu menjadi anakku."

Teman-teman, Tuhan Yesus Raja yang sangat baik. Belas kasihanNya timbul mendengar jeritan dan tangisan anak-anakNya. Dia tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita. Mari kita selalu berharap padaNya.

Tuhan Yesus memberkati.

Sabtu, 08 Oktober 2016

Renungan 09 Oktober 2016

Jangan Pernah Menyerah

Matius 15:27 TB
Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."

Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada mendengar berita tentang industri mobil kebanggaan Amerika kembali mencatat sukses setelah terpuruk akibat krisis ekonomi dan persaingan dengan produsen mobil Jepang. Padahal semasa krisis berlangsung, banyak yang meragukan industri mobil Amerika akan mampu bangkit kembali.

Never give up. Ini adalah semangat warisan salah satu pionirnya, yakni Henry Ford. Seperti banyak pionir lainnya yang mencatat sejarah besar di dunia, Henry Ford adalah sosok dengan kepribadian kuat dan tidak mengenal kata menyerah. Anak sulung dari pasangan petani ini memulai karirnya di dunia mesin sejak usia 16 tahun, ketika dia memutuskan bekerja di Detroit sebagai masinis kereta api, dan sesekali pulang ke tempat orangtuanya untuk membantu mereka berladang.

Di tahun 1891, setelah menikah dia memutuskan pindah ke Detroit untuk bekerja di perusahaan bola lampu milik Thomas Alva Edison, yakni Edison Illuminating Company. Ini adalah pintu pertama yang mengantarnya ke dunia yang melambungkan namanya: sebagai pionir otomotif, pebisnis tangguh, inovator, dan sosok kontroversial yang kerap menjadi sasaran berita karena berbagai keputusannya yang dianggap tidak lazim untuk masa itu.

Ford terkenal karena pribadinya yang kukuh. Seandainya dia menuruti apa yang dianggap terbaik oleh orang-orang di sekitarnya, mungkin sampai sekarang dunia industri mobil tidak akan mengenal namanya. Seandainya dia menyerah begitu saja saat disingkirkan dari perusahaan tempatnya bekerja, mungkin Ford Motor Company tidak akan pernah berdiri dan meraih sukses dengan menjual lebih dari 15 juta unit mobil dalam kurun waktu 11 tahun.

Apalagi yang menarik tentangnya?

Persahabatannya dengan Thomas Alva Edison. Dua orang besar yang bertemu dan bersahabat, dan keduanya memiliki kesamaan impian: menciptakan produk yang dapat dinikmati secara massal. Edison dengan bola lampu pijarnya, dan Ford dengan mobilnya.

Bulan Oktober 1929, untuk memperingati 50 tahun temuan bola lampu pijar oleh Edison, Ford mendirikan Edison Institute dan memindahkan laboratorium milik Edison dari New Jersey ke Greenfield Village – Dearborn. Edison membubuhkan tanda tangannya di atas sebuah prasasti.Tanda tangan yang mengukuhkan kekentalan persahabatan mereka, sekaligus peran keduanya bagi dunia.

31 Desember 2011, sejarah terasa berulang kembali, orang mencatat kenangan tentang Thomas Edison dan maha karyanya. Dan di tanggal yang sama, harian Detroit Free Press memuat tajuk berita berjudul “Ford Brand Exceeds 2 millions in Sales”, yang menjawab keraguan banyak orang tentang kebangkitan industri mobil Amerika.

Teman-teman, never give up, sekalipun banyak orang yang meragukanmu. Terus maju dan raih keberhasilanmu

Selamat hari Minggu. Tuhan Yesus memberkati.

Jumat, 07 Oktober 2016

Renungan 08 Oktober 2016

Renungan 08 Oktober 2016

Miliki Pengalaman

Matius 13:13 TB
Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.

Siapa Yang tidak pernah mendengar nama Jenderal Besar Napoleon Bonaparte?

Alkisah, sang Jenderal Besar Napoleon sedang berjalan-jalan sendirian tanpa ditemani pasukannya. Namun apes, dalam perjalanannya, Jenderal Napoleon ini berjumpa dengan pasukan Rusia, musuh perangnya. Karena sendirian, dan jumlah pasukan musuh yang sangat banyak, akhirnya Napoleon pun melarikan diri dari pasukan musuh. Ia berlari kencang. Pasukan musuh mengejar di belakangnya, Napoleon berlari cepat. Ia berjumpa dengan seorang pria tua.

“Pak, saya sedang dikejar-kejar pasukan musuh. Saya butuh tempat persembunyian. Bisakah bapak membantu saya dengan memberikan tempat persembunyian?” tanya Napoleon.

Pria tua ini sedikit bingung. Ia menunjuk ke arah tumpukan jerami yang ada di pojok rumahnya.

“Sembunyi di balik tumpukan jerami itu saja,”ucap pria tua ini.

Lantas Napoleon pun bersembunyi di balik tumpukan jerami itu.

Pasukan musuh pun, tiba. Pasukan ini mencari-cari Napoleon, sang Jenderal besar.  Setelah mencari kesana kemari, namun tidak menemui Napoleon, akhirnya bertanyalah pasukan musuh ini pada pria tua. Karena gugup diinterogasi, pria tua ini diam saja,namun matanya sempat mengerling ke arah tumpukan jerami. Dan sinyal ini dilihat oleh pasukan Rusia. Lantas beberapa orang pasukan Rusia menusuk-nusukkan bayonet mereka ke arah tumpukan jerami. Pasukan Rusia ini menusukkan bayonet mereka hampir di setiap sisi tumpukan jerami itu. Kemudian mereka berlalu karena merasa tidak mendapatkan apapun atau mendengarkan apapun dari balik tumpukan jerami itu.

Setelah beberapa menit kemudian, sesosok tubuh muncul dari tumpukan jerami itu. Tubuh itu tubuh Napoleon. Ia masih berdiri gagah, tidak ada luka sedikitpun di tubuhnya. Yang nampak hanyalah keringat membasahi tubuhnya. Tak lama kemudian, datang sekumpulan pasukan Perancis, menyelamatkan jenderal Perang mereka, si Napoleon.

Orang tua itu bertanya pada Napoleon :”Wah, Anda hebat sekali bisa selamat dari tusukan-tusukan bayonet pasukan Rusia. Bagaimana perasaan Anda ketika berada di dalam tumpukan jerami itu sedangkan bayonet-bayonet pasukan musuh menusuk-tusuk beberapa bagian jerami?”

Napoleon tidak menjawab. Dia malah memerintahkan para perajuritnya :
“Tangkap pria ini”

Kemudian Napoleon pun berkata pada pria tua itu :”Kamu sudah secara tidak langsung memberitahukan kepada pasukan musuh tadi dimana posisi saya. Dan kamu sebagai hukumannya akan dihukum mati oleh pasukanku. Kamu akan ditembak mati”

Pria tua ini kaget, dia merasa takut sekali bahwa dia akan dihukum mati.

“Ohh..ampunkan saya Bapak Jenderal. Saya mohon ampun. Tolong saya jangan dihukum mati,”pinta pria tua ini.

Namun si Napoleon tidak menghiraukan permintaan pria tua ini.
“Ikat tangan pria tua ini. Tutup matanya dengan kain hitam agar ia tidak dapat melihat senjata-senjata yang akan menembak dia hingga mati. Bawa dia ke dekat jerami itu, dan biarkan dia berdiri di situ, dan kalian siapkan 10 orang penembak terbaik untuk menembak dia,” perintah Jenderal Napoleon pada pasukannya.

Lantas pasukan Perancis ini pun menuruti perintah jenderalnya. Pria tua ini merasakan tangan-tangannya diikat dan matanya ditutupi sehelai kain gelap sehingga ia tidak bisa melihat apapun. Ia pun mendengarkan suara-suara senapan yang sedang disiapkan untuk menembak ke arahnya. Ia pun mulai mendengarkan aba-aba siap tembak. Tubuhnya bergetar, terasa hilang berat badannya, ia pun merasakan dingin dan gemetar, sesaat kemudian ia akan ditembak mati. Pria tua ini merasa sangat ketakutan dan tak lama kemudian ia pun mendengarkan suara si Napoleon memberikan perintah penembakan.
“Tembak”

Pria tua ini tidak bisa berdiri lagi, didengarnya suara pelatuk senapan. Ia terduduk lemas, namun ia masih bisa merasakan denyut jantungnya dan nafasnya. Ia masih hidup. Namun terasa celananya basah, ternyata oleh air seninya dikarenakan ketakutan yang amat sangat bakal ditembak mati. Ternyata hukuman mati itu tidak jadi diberlakukan. Sang Jenderal besar Napoleon menghampiri dirinya dan berkata:” Kalau kamu tadi bertanya bagaimana perasaan saya ketika di dalam tumpukan jerami yang ditusuki oleh sekumpulan bayonet, Kamu sudah merasakannya barusan. Silahkan rasakan sendiri, karena saya tidak bisa menceritakannya padamu. Selamat merasakannya sendiri.”

Sang Jenderal Napoleon pun berlalu bersama perajuritnya setelah itu.

Teman-teman, pengalaman adalah harta berharga yang bisa kita miliki. Pengalaman hidup yang kita alami memberikan kedewasaan dan pengertian. Jangan hanya puas mendengar dari kata orang.

Tuhan Yesus memberkati.

Rabu, 05 Oktober 2016

Renungan 06 Oktober 2016

Menyalibkan Kemarahan

Matius 10:38 TB
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

Suatu hari Genghis Khan pergi berburu di hutan bersama teman-temannya. Mereka menaiki kuda masing-masing, sembari membawa serta busur dan anak panah mereka. Di salah satu pergelangan tangan sang kaisar, bertengger burung elang kesayangannya.

Pada masa itu, burung elang memang dilatih untuk berburu. Atas perintah sang pemilik, burung elang itu akan melayang terbang, dan mencari mangsa.

Sepanjang hari Genghis Khan dan teman-teman berburu menyusuri hutan. Namun, mereka belum juga bisa bersenang-senang seperti yang diharapkan. Menjelang gelap, mereka pun mulai bersiap-siap pulang. Genghis sudah sering melewati hutan itu, sehingga ia sangat mengenali seluk-beluk jalur di dalam hutan. Karena itulah ketika sisa rombongan lainnya mengambil jalur yang lebih pendek, Genghis Khan memilih jalur yang lebih panjang dengan memutar melewati sebuah lembah di antara dua gunung. Cuaca hari itu lembap, sehingga membuat tenggorokan sang kaisar terasa kering.

Sementara itu, Genghis Khan menggerakkan kudanya perlahan. Dia merasa pernah melihat sebuah mata air yang jernih di dekat jalur yang sedang dilaluinya ini. Andaikan dia bisa menemukannya sekarang! Tapi sayangnya, musim panas yang sangat terik kali ini telah mengeringkan semua ceruk gunung. Betapa gembiranya sang kaisar begitu melihat ada sedikit air yang mengalir dari celah-celah bebatuan. Ia tahu ada sebuah mata air di sebelah sana. Di musim semi, aliran air yang deras selalu mengucur di sini; tapi sekarang alirannya sangat kecil.

Sang kaisar melompat turun dari kuda. Ia mengeluarkan piala perak berukuran kecil dari tas berburunya. Dipegangnya erat-erat piala itu karena aliran air yang begitu pelan. Dengan begitu, dibutuhkan waktu yang lama untuk memenuhi piala itu. Setelah piala itu nyaris penuh, ia langsung meminumnya. Saat piala itu menyentuh bibirnya, tiba-tiba terdengar suara desing di udara. Piala itu terjatuh dari tangan sang kaisar. Seluruh airnya tumpah di tanah. Sang kaisar menengadah, ingin tahu siapa yang melakukan hal itu. Ternyata, itu ulah binatang kesayangannya.

Elang itu terbang memutar beberapa kali, lalu hinggap di antara bebatuan di dekat mata air. Sang kaisar mengambil piala itu, dan sekali lagi memeganginya untuk menampung aliran air yang mengalir pelan. Kali ini, ia tak butuh waktu lama untuk memenuhi pialanya. Ketika sudah penuh, ia mendekatkan piala itu ke mulutnya. Si Elang kembali terbang menukik dan menjatuhkan piala itu dari tangan sang kaisar.

Kali ini, marahlah sang kaisar. Dicobanya sekali untuk mengisi piala itu. Dan untuk ketiga kalinya, si Elang mencegahnya untuk meminum air di piala itu. Kemarahan sang kaisar sudah terasa di ubun-ubun. "Beraninya kau berbuat itu!" teriaknya. "Kalau saja kau ada di tanganku, akan aku remas lehermu itu!" Lalu, sang kaisar kembali mengisi pialanya. Tapi kali ini sebelum meminumnya, sang kaisar sudah menarik pedangnya. "Nah, Tuan Elang," kata sang kaisar, "ini yang terakhir kali."

Belum juga ia menyelesaikan kalimatnya, si Elang sudah menukik turun dan menjatuhkan piala dari tangan sang kaisar. Tapi kali ini sang kaisar melihat gerakannya. Dengan ayunan pedang yang cepat, sang kaisar menghunus pedangnya begitu si elang terbang melewatinya. Si Elang yang malang itu terjatuh dengan luka yang parah. Ia terlihat menderita di sisi kaki sang master. "Itulah hukumanmu," ucap Genghis Khan.

Namun ketika sedang mencari pialanya, sang kaisar melihat pialanya terjatuh di antara dua batu, yang sulit untuk diraihnya. "Aku akan minum dari mata air itu," katanya pada diri sendiri. Ia pun mulai mendaki tepian yang curam menuju mata air itu. Ternyata hal itu tidak mudah dilakukan. Semakin tinggi ia mendaki, semakin ia merasa haus. Tapi akhirnya ia bisa tiba di tujuan. Di sana memang ada sekolam penuh air. Tapi, apa gerangan yang terbaring di dalam kolam, dan memenuhi kolam itu? Ternyata itu adalah bangkai ular berukuran raksasa, jenis ular yang sangat berbisa. Seketika, sang kaisar berdiri terpaku. Ia lupa akan dahaganya. Yang dipikirkannya hanya burung malang yang terbaring di tanah tadi.

"Si Elang telah menyelamatkan nyawaku!" serunya. "Dan, bagaimana aku membalas budinya? Dia sahabat karibku, dan aku malah membunuhnya." Sang kaisar merangkak menuruni tepian mata air. Dengan perlahan, diambilnya si Elang itu dan dimasukkannya ke dalam tas berburunya. Lalu, ia menaiki kudanya dan berkuda dengan cepat menuju rumah.

Sang kaisar berkata pada dirinya sendiri, "Hari ini aku sudah mendapat pelajaran menyedihkan tapi sangat berharga. Ternyata, memang tindakan yang diambil saat dalam keadaan marah itu berakibat fatal."

Teman-teman, sungguh tidak mudah mengendalikan emosi. Tetapi kita harus belajar menyalibkan sifat suka marah dan belajar penguasaan diri. Roh Kudus akan menolong kita.

Tuhan Yesus memberkati.

Selasa, 04 Oktober 2016

Renungan 05 Oktober 2016

Penyakit Karena Dosa

Matius 9:5 TB
Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?

Tidak semua penyakit karena dosa. Tetapi memang ada dosa yang mendatangkan penyakit. Survey menunjukkan bahwa kebanyakan penderita kanker disebabkan karena mereka tidak nau mengampuni. Tidak mau mengampuni adalah dosa di mata Tuhan. Alkitab banyak mengajarkan bahwa kita harus saling mengampuni. Bahkan Tuhan Yesus mengajarkan sebuah doa yang sebagian isinya adalah :

dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; Matius 6:12 (TB).

Pengampunan mendatangkan kesembuhan. Pengampunan mendatangkan pemulihan. Pengampunan mendatangkan kedamaian.

Teman-teman, miliki kesehatan roh, jiwa dan tubuh dengan saling melepaskan pengampunan. Kesehatan total adalah bagian kita semua.

Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 03 Oktober 2016

Renungan 04 Oktober 2016

Memberi Tanpa Pamrih

Matius 7:9-10 TB
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
atau memberi ular, jika ia meminta ikan?

Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.

"Apa kabar daun hijau!!!" katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang. "Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun hijau. "Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?" kata ulat kecil. "Tentu ... tentu ... mendekatlah ke mari." Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah. Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.

Pada saat kita berdoa minta sesuatu kepada Bapa, Dia akan memberi dengan tulus. Bapa Surgawi memberi tanpa minta imbalan. Bahkan Dia memberikan yang terbaik, yaitu AnakNya, Tuhan Yesus Kristus.

Teman-teman, mari kita belajar memberi dengan hati yang tulus. Pada saat memberi, jangan lihat pada pemberianmu, tapi lihatlah pada kebahagiaan orang yang menerimanya, maka engkau pun akan bahagia.

Tuhan Yesus mrmberkati.

Minggu, 02 Oktober 2016

Renungan 03 Oktober 2016

Kejujuran

Matius 5:37 TB
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Yakobus 5:12 TB
Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.

Orang yang bisa berkata jujur sangat sukar ditemukan di akhir jaman ini. Untuk orang mau berkata "YA" di atas YA dan "TIDAK" di atas TIDAK jumlahnya tidak banyak. Bahkan orang yang katanya dipenuhi dengan Roh Kudus pun banyak yang tidak punya kejujuran, apalagi di kalangan orang yang tidak percaya. Hari-hari ini kejujuran menjadi seperti barang langka.

Namun demikian bukan berarti tidak ada orang yang jujur. Sekalipun orang jujur adalah minoritas tetapi masih ada.

Dan biarlah kita juga terdaftar dalam kelompok yang minoritas itu.

Jadi orang jujur memang sepertinya tidak enak, tetapi kejujuran adalah soal kemauan dan keputusan kita.

Teman-teman, jadilah orang yang didapati kejujurannya. Tuhan memberikan pembelaan kepada orang jujur, bukan kepada penipu dan pembohong.

Amsal 2:7 TB
Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 02 Oktober 2016

Rencana Siapa Yang Tidak Bisa Gagal?

Matius 2:13-14 TB
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."
Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir

Mahatma Gandhi bukan lahir dari keluarga terkenal. Dia tumbuh menjadi seorang anak yang biasa-biasa saja. Dia pemalu dan mudah gugup. Di sekolah dia tidak termasuk anak yang jenius. Tidak ada orang yang menyangka bahwa dia akan menjadi orang yang terkenal dan yang membawa transformasi bagi bangsanya, negara India. Itu adalah rencana Tuhan baginya.

Rencana Tuhan adalah rencana yang tidak bisa gagal. Sekalipun tidak ada fasilitas apa pun yang mendukung untuk tergenapinya rencana Tuhan, tetap ada cara Tuhan untuk membuatnya terlaksana.

Raja Herodes dipakai setan untuk menggagalkan rencana Tuhan dengan cara membunuh bayi Yesus, tapi tidak berhasil. Setan pun juga tidak bisa menghalangi rencana Tuhan.

Teman-teman, rancangan kita belum tentu berhasil. Belajarlah mengerti dan mengikuti rencana Tuhan karena rencanaNya yang pasti jadi.

Selamat hari Minggu. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 01 Oktober 2016

Pemurnian & Pengujian

Zakharia 13:8-9 TB
Maka di seluruh negeri, demikianlah firman TUHAN, dua pertiga dari padanya akan dilenyapkan, mati binasa, tetapi sepertiga dari padanya akan tinggal hidup.
Aku akan menaruh yang sepertiga itu dalam api dan akan memurnikan mereka seperti orang memurnikan perak. Aku akan menguji mereka, seperti orang menguji emas. Mereka akan memanggil nama-Ku, dan Aku akan menjawab mereka. Aku akan berkata: Mereka adalah umat-Ku, dan mereka akan menjawab: TUHAN adalah Allahku!"

Menjadi indah di mata Tuhan adalah kerinduan setiap orang. Tapi hanya sedikit orang yang mau menjalani prosesnya. Tidak heran kalau ada penglihatan yang menyatakan bahwa kalau hari ini Tuhan Yesus datang menjemput gerejaNya, hanya sedikit sekali yang terangkat.
Untuk menjadi berharga seperti emas di mata Tuhan, kita harus mau dimurnikan. Semua yang Tuhan tidak berkenan tidak boleh ada bersama-sama dengan kita. Iman, harap, kasih, kesungguhan, ketabahan, kesabaran, semuanya itu akan diuji kemurniaannya, supaya kita semakin serupa dengan gambar Tuhan Yesus.

Teman-teman, siapkah engkau untuk dimurnikan? Siapkah engkau untuk masuk dalam dapur pengujian?

Ayub 23:10 TB
Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.

Terus maju. Jangan diam. Dan jangan berbalik arah. Engkau akan menjadi lebih indah dan lebih bernilai.

Tuhan Yesus memberkati.

Kamis, 29 September 2016

Renungan 30 September 2016

Menguatkan Hati

Zakharia 8:9 TB
Beginilah firman TUHAN semesta alam: "Kuatkanlah hatimu, hai orang-orang yang selama ini telah mendengar firman ini, yang diucapkan para nabi, sejak dasar rumah TUHAN semesta alam diletakkan, untuk mendirikan Bait Suci itu.

Bob Butler kehiiangan kedua kakinya pada tahun 1965 akibat ledakan ranjau di Vietnam. Ia kembali ke negerinya sebagai pahiawan perang. Dua puluh tahun kemudian ia sekali iagi membuktikan kepahlawanan yang murni berasal dari lubuk hatinya.

Butler sedang bekerja di garasi rumahnya di sebuah kota kecil di Arizona pada suatu Hari daiam musim panas ketika ia mendengar jeritan seorang wanita dari saiah satu rumah tetangganya. Ia menggelindingkan kursi rodanya ke rumah ini, tetapi semak-semak yang tinggi di rumah itu tidak memungkinkan kursi rodanya mencapai pintu beiakang. Maka veteran itu keluar dari kursinya Dan merangkak tanpa peduli debu Dan semak yang harus dilewatinya.

“Aku harus sampai ke sana,” ucapnya daiam hati. “Tak peduli bagaimanapun sulitnya.”

Ketika Butler tiba di rumah itu, ia tahu bahwa jeritan itu datang dari arah koiam. Di sana seorang anak perempuan berusia kira-kira tiga tahun sedang terbenam di daiamnya. Anak itu iahir tanpa lengan, sehingga ketika ia jatuh ke daiam koiam ia tidak dapat berenang. Sang ibu hanya bisa berdiri mematung sambil menangisi putri kecilnya. Butler iangsung menceburkan diri Dan menyeiam ke daiam dasar koiam ialu membawanya naik. Wajah anak bernama Stephanie itu sudah membiru, denyut nadinya tidak terasa Dan ia tidak benapas.

Butler segera berusaha meiakukan pernafasan buatan untuk menghidupkannya kembali sementara ibunya menghubungi pemadam kebakaran meialui telepon. Ia diberitahu bahwa petugas kesehatan kebetuian sedang bertugas di tempat iain. Dengan putus ASA, ia terisak-isak sambil memeluk pundak Butler.

Sementara terus meiakukan pernafasan buatan, Butler dengan tenang meyakinkan sang ibu bahwa Stephanie akan seiamat. “Jangan cemas,” katanya. “Saya menjadi tangannya untuk keluar dari koiam itu. Ia akan baik-baik saja. Sekarang saya akan menjadi paru-parunya. Biia bersama-sama Kita pasti bisa.”

Beberapa saat kemudian anak kecil itu muiai terbatuk-batuk, sadar kembali Dan muiai menangis. Ketika mereka saling berpelukan Dan bergembira bersama-sama, sang ibu bertanya kepada Butler tentang bagaimana IA yakin bahwa anaknya akan seiamat.

“Ketika kaki saya remuk terkena ledakan di Vietnam, saya sedang sendirian di sebuah iadang,” ceritanya kepada perempuan itu. “Tidak Ada orang iain di sekitar situ yang bisa menolong kecuali seorang gadis Vietnam yang masih kecil. Sambil berjuang menyeretnya ke desa, gadis itu berbisik daiam bahasa Inggris patah-patah, “Tidak apa-apa. Anda akan hidup. Saya akan menjadi kaki Anda. Bersama-sama Kita pasti bisa.”

“Ini kesempatan bagi saya untuk membalas yang pernah saya terima,” katanya kepada ibu Stephanie.

Perkataan kita bisa menguatkan hati orang yang mengalami penderitaan. Ketika hati menjadi kuat, pikiran dan perasaan menjadi tenang, dan jalan keluar pasti ada.

Teman-teman, jadilah suara yang sedang dinanti-nantikan setiap orang yang menghadapi masalah.

Tuhan Yesus memberkati.

Rabu, 28 September 2016

Renungan 29 September 2016

Belajar Dari Pendahulu

Zakharia 1:4 TB
Janganlah kamu seperti nenek moyangmu yang kepadanya para nabi yang dahulu telah menyerukan, demikian: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Berbaliklah dari tingkah lakumu yang buruk dan dari perbuatanmu yang jahat! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau menghiraukan Aku, demikianlah firman TUHAN.

"Jangan pernah jatuh dalam lubang yang sama!" Itulah peringatan baik yang harus selalu kita ingat.

Mengapa ada orang-orang yang mengalami kejatuhan yang sama dengan generasi yang sebelumnya?
Karena mereka tidak pernah mau belajar.

Kita harus bisa belajar dari kehidupan orang lain, khususnya dari mereka yang sudah pernah melewati masalah-masalah seperti yang kita hadapi.

Semakin banyak kita memperhatikan, semakin kita lebih jelas untuk tidak jatuh di lubang yang sama.

1 Korintus 10:11 TB
Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.

Teman-teman, jangan abaikan contoh-contoh soal kehidupan yang ditunjukkan di depan mata kita. Perhatikan sungguh-sungguh dan jadilah bijaksana.

Tuhan Yesus memberkati.

Selasa, 27 September 2016

Renungan 28 September 2016

Membangun Manusia Rohani

Hagai 1:4 TB 
Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?

Warren Buffet adalah seorang milyarder top dunia yang sangat terkenal. Dengan modal uang yang sangat kecil, dia membangun bisnis yang luar biasa. Banyak orang terkagum-kagum dengan kekayaannya hari ini. Tapi tidak banyak orang yang tahu bagaimana pergulatannya selama 29 tahun dalam membangun kerajaan bisnisnya.

Demikian juga dengan manusia rohani kita. Ada banyak perjuangan yang harus kita hadapi dalam membangun manusia rohani kita ini.

Ada kalanya harus berkorban begitu besar.
Kadang-kadang buat banyak kekeliruan.
Ada saat-saat beroleh kemenangan yang luar biasa.
Pernah juga mau menyerah saja.

Tapi ketika kita terus maju, terus membangun

Muncullah manusia rohani itu.

Membangun manusia rohani bisa dikatakan tidak mudah. Tetapi kalau kita lebih cenderung membangun manusia jasmani daripada manusia rohani, kita hanya membangun yang sementara saja. Mari kita lebih banyak membangun manusia rohani.

Teman-teman, jangan pernah berhenti membangun. Bangunlah kekuatan manusia rohmu.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan 27 September 2016

Kehilangan Sukacita

Habakuk 3:17-18 TB
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.

Sukacita adalah harta yang sangat bernilai. Harta ini tidak bisa dibeli dengan apa pun yang ada di dunia ini.

Orang yang punya rumah besar belum tentu punya sukacita.

Orang yang punya uang banyak belum menjamin dia punya sukacita.

Orang yang punya jabatan tinggi tidak membuktikan dia punya sukacita.

Ketenaran dan kepopuleran tidak memberikan sukacita.

Kepandaian seseorang tidak menunjukkan orang itu punya sukacita

BAHKAN

Agama PUN tidak mengalirkan sukacita

KARENA

Sukacita sejati tidak datang dari dunia

dan bukan milik dunia ini.

Sukacita yang sesungguhnya bisa diperoleh dari Tuhan yang empunya sukacita.

Teman-teman, janganlah kehilangan sukacita. Hilangnya sukacita mendatangkan kesedihan dan penderitaan yang mendalam.

Ingatlah kata rasul Paulus

Sekali lagi kukatakan : Bersukacitalah!

Tuhan Yesus memberkati.

Minggu, 25 September 2016

Renungan 26 September 2016

Ingatlah Apa Yang Sudah DilakukanNya

Mikha 6:3a TB
Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu?

Yang tidak boleh kita lupakan adalah kebaikanNya. Anda bisa saja lupa dengan pertolongan manusia, tetapi jangan pernah lupa dengan pertolongan Tuhan. Terlalu banyak hal baik yang Tuhan sudah lakukan dalam hidup kita yang tidak pernah bisa kita balas dengan perbuatan baik kita. Oleh karena itu itu jangan pernah berhenti berkata : "Terima kasih Tuhan". Dia sungguh sangat mengasihi anda dan saya.

Ingat kasihNya
Ingat kebaikanNya
Dan anugrahNya s'lamatkanku
S'bab kasihNya setinggi langit
Kasih setia Allah pada kita
Besar kasih Allah pada kita

Teman-teman, semakin banyak kita mengingat kebaikan Tuhan, semakin cinta kita kepadaNya.

Tuhan Yesus memberkati.

Sabtu, 24 September 2016

Renungan 25 September 2016

UANG

Mikha 3:11 TB
Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para nabinya menenung karena uang, padahal mereka bersandar kepada TUHAN dengan berkata: "Bukankah TUHAN ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang malapetaka menimpa kita!"

UANG

Diperlukan semua orang.
Orang bekerja untuk mendapatkannya

Tetapi jangan dikuasai uang

Jangan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya
Jangan menggunakan hal yang kudus untuk mendapatkannya
Jangan tukarkan kehidupan yang benar untuknya

Bila memiliki uang
Gunakan untuk memuliakan nama Tuhan
Pakailah untuk menolong yang membutuhkan
Cukupkan untuk kebutuhanmu dan keluarga

Teman-teman, jadilah pengelola uang dan bukan pemilik uang. Jadilah orang yang bertanggung jawab terhadap Si Pemilik uang

Selamat hari Minggu. Tuhan Yesus memberkati.